-->

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Gerald's Game / Brawl In Cell Block 99 / Good Time

Karena serangkaian kesibukan, aneka macam film yang belum ditonton dan ditulis. Permintaan mengulas judul-judul di luar rilisan bioskop mendorong saya merasa perlu tetap menciptakan review, tapi lantaran penulisan review penuh ibarat biasa butuh waktu 2-4 jam, tidak mungkin rasanya menerapkan itu di semua film. Akhirnya saya menentukan review pendek khusus bagi FILM NON-BIOSKOP, di mana tiap artikel memuat tiga judul, walau tak menutup peluang review panjang bakal sesekali dibuat, tergantung filmnya. 
GERALD'S GAME (2017)
Merupakan pembiasaan novel berjudul sama karya Stephen King, Gerald's Game mengisahkan sepasang suami istri, Gerald (Bruce Greenwood) dan Jessie (Carla Gugino) yang menghabiskan final pekan di tempat terpencil, dengan tujuan menyelamatkan ijab kabul mereka. Permainan seks bandel yang direncanakan Gerald berujung bahaya maut begitu kisahnya secara bakir menghasilkan teror dari jalur tak terduga. Ini bukti ketajaman insting horor King yang oleh Mike Flanagan dan Jeff Howard bisa diterjemahkan dengan baik, termasuk bermacam-macam metafora, semisal soal kekangan laki-laki terhadap perempuan yang tertuang rapi. Horor psikologis, thriller satu lokasi, hingga sedikit bumbu supernatural tumpah ruah. Pada unsur supernatural, Flanagan mumpuni menyusun kesan atmosferik. Sementara jelang akhir, sang sutradara tidak ragu memberi gore eksplisit nan detail yang sanggup menciptakan penonton mengalihkan tatapan. Gugino memikat, nyaris seorang diri memanggul beban memberikan ketegangan hingga rasa sakit. Dia pun tak kalah solid melakoni fase dialogue-based filmnya, tatkala naskah Gerald's Game jeli mengolah psikis Jessie dalam presentasi wacana kematian, pernikahan, dan masa kemudian traumatik. (4/5)

BRAWL IN CELL BLOCK 99 (2017)
This is a weird movie for some reasons. Pertama lantaran Vince Vaughn melawan typecasttampil intimidatif, bahkan ketika kamera menyoroti sisi belakangnya, memperlihatkan kepala botak berhiaskan tato salib. Kedua, terkait tone. Brawl in Cell Block 99 dibuka bagai drama realis kelam mengenai Bradley Thomas (Vince Vaughn) yang dihantam pemecatan kemudian perselingkuhnya sang istri (Jennifer Carpenter). Sutradara S. Craig Zahler (Bone Tomahawk) merangkai tempo lambat plus nuansa low-key. Namun begitu setting berganti, filmnya bertransformasi, menampilkan penjara maximum security tak masuk nalar dengan Tuggs (Don Johnson) sebagai kepala penjara keji nan komikal, hingga kekerasan over-the-top saat kepala insan dengan mudahnya remuk ibarat kue. Uniknya, aura kontemplatif bertahan sepanjang film, yang akan seketika menguap sewaktu Bradley terlibat baku hantam. Brawl in Cell Block 99 tak ubahnya Riki-Oh versi gritty. Kisah Bradley terasa ironis, lantaran semenjak awal ia berniat memperbaiki hidupnya dan sang istri, hanya untuk dipaksa berjuang pindah dari sel "nyaman" menuju "lubang neraka". Sempat muncul inkonsistensi tone, tapi hawa menusuk penjara kumuh, kekerasan tinggi, pula terjaganya intensitas, berujung menghasilkan b-movie menyenangkan. (3.5/5)

GOOD TIME (2017)
Disutradarai Safdie Brothers, Good Time merupakan drama Istimewa lantaran bisa tampil kritis tanpa perlu menjadi ekstrimis. Karakternya melanggar aturan atas nama persaudaraan, namun kriminalitas tidak dijustifikasi. Si aksara yakni Connie (Robert Pattinson), yang mengajak adiknya, Nick (Ben Safdie), selaku penderita gangguan mental untuk merampok bank. Connie mendukung Nick, membuatnya merasa berharga dan berguna, memanusiakannya. Tatkala terjadi kekacauan dan Nick tertangkap polisi, Connie bersedia menempuh segala cara demi membebaskannya. Kisah kasih persaudaraan ditekankan, tapi tanpa glorifikasi tindak kejahatan, memastikan ada harga yang wajib dibayar. Estetika "hipster" pada scoring synth ala 80-an serta pencahayaan warna-warni yang sekarang makin klise masih diandalkan, namun setidaknya, di departemen musik Oneohtrix Point Never memberi modifikasi berupa aransemen liar pula trippy. Serupa karakternya, Good Time bergerak kolam tengah berlari berkat pengarahan chaotic nan dinamis Safide Brothers. Tidak melulu sprint, tapi cukup menjaga kerapatan intensitas. Sementara Robert Pattinson dengan jenggot awut-awutan eksklusif menggebrak semenjak awal kemunculan, senantiasa menggoncang situasi lewat performa paling powerful sepanjang karirnya. (4/5)

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel